Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2024

FIGHTING FOR THE THRONE IN SINGASARI

Gambar
  FIGHTING FOR THE THRONE IN SINGASARI In 1250, Tohjaya was instigated by his servant, Pranaraja, to get rid of his two nephews, Ranggawuni and Mahisa Campaka, who were considered to be dangerous enemies. Tohjaya then ordered his bodyguard, named Lembu Ampal, to carry out the execution. Lembu Ampal failed to carry out his duties because the two princes were protected by a palace employee named Panji Patipati. For fear of punishment from Tohjaya, Lembu Ampal chose to join the Ranggawuni group. Lembu Ampal then fought against each other within the Singhasari army, creating chaos. Unable to reconcile the riots, Tohjaya intended to execute his army leaders. Hearing this decision, the officers immediately joined the Ranggawuni group, of course at Lembu Ampal's invitation. After receiving support from the army, Ranggawuni and Mahisa Campaka rebelled against Tohjaya's rule. Tohjaya was seriously injured and eventually died during his escape in Katang Lumbang village. After the r...

THE CHARACTER OF THE JAVANESE PAST & PRESENT

Gambar
  In several reports coming from China and Europeans, the character of the Javanese (Majapahit) is so arrogant and haughty, they like to go to war over trivial matters. If another nation goes ahead or walks over it (on hilly ground) then that person is dragged away, if they don't accept it, they will be killed at once. At least he doesn't like his head being held, he doesn't like his women being teased, he likes showing off his wealth, his body and even his horse's horse usually have gold jewelry attached to it. In short, the Javanese from the Hindu-Buddhist era were very fierce and deadly.  Furthermore, when they entered the Islamic era, the Javanese's character apparently changed, they said they were soft, they were no longer aggressive, they liked to give in, even though their deadly nature was still there, it was proven that the Javanese during the Islamic era and to this day appear dominant in politics and other things. Why can the character of Javanese peop...

TIGA PANGERAN SUNDA BEREBUT TAHTA

Gambar
 TIGA PANGERAN SUNDA BEREBUT TAHTA Bersatunya kembali kerajaan Galuh dan Sunda dengan membentuk Pajajaran memang memperkuat kerajaan itu, akan tetapi persatuan tersebut juga rupanya memantik konflik baru, sebab 3 Pangeran yang sejatinya layak menjadi Raja tampil dengan ambisinya masing-masing. Para Pangeran yang dimaksud adalah Amuk Marugul, Walangsungsang dan Surawisesa.  Bila mundur ke belakang, Pajajaran dibentuk pada 1482 dengan melengserkan dua Raja dari Kerajaan Galuh dan Sunda kemudian menobatkan Sri Baduga Maharaja menjadi Raja dari dua Raja yang disatukan.  Sri Baduga Maharaja adalah Putra Mahkota Kerajaan Galuh, dirajakannya Sri Baduga Maharaja sebagai Raja di Negara yang disatukan disetujui oleh Raja Sunda dengan syarat Kentring Manik Mayang Sunda, putri dari Raja Sunda harus dikawinkan dengan Sri Baduga Maharaja yang disertai ketetapan bahwa nantinya keturunan yang lahir dari Kentring Manik Mayang Sunda itulah yang akan menjadi pewaris tahta Kerajaan Pajajaran...

Asal usul kata ratu

Gambar
 Istilah Ratu sesungguhnya merupakan bahasa asli Nusantara, khususnya bahasa Jawa Kuno. Ratu berarti penguasa atau pemimpin suatu kelompok dan gelar ini tidak memandang jenis kelamin.  Prasasti Canggal misalnya, menyebut raja pertama Mataram Hindu sebagai "Rake Mataram Sang Ratu Sanjaya". Dalam sejarah Kerajaan Singhasari terdapat nama Mahisa Campaka yang menjabat sebagai "Ratu Angabhaya".  Baik Sanjaya ataupun Mahisa Campaka adalah nama lelaki. Namun keduanya masing-masing bergelar "Ratu". Hal itu menunjukkan kalau "Ratu" tidak harus identik dengan perempuan. Seiring berjalannya waktu, kebudayaan Hindu semakin berkembang di bumi Indonesia. Istilah "Raja" yang berasal dari bahasa Sanskerta mulai menggantikan pemakaian gelar Ratu. Istilah Ratu bergeser menjadi terkesan Feminin dan sinonim dengan Rani. Tidak diketahui dengan pasti kapan istilah Ratu mulai dipakai untuk perempuan. Naskah Babad Tanah Jawi yang ditulis pada abad ke-17 mulai ...

Kisah Sedih Putri Raja Bali yang Wafat Sebagai Mualaf, Dibunuh Ayah Sendiri

Gambar
 Ada sebuah makam keramat di komplek pemakaman Hindu Setra Agung Badung yang tak pernah sepi dari peziarah. Itulah makam Raden Ayu Siti Khotidjah. Ini kisahnya: Menjelang bulan ramadan, makam di Jalan Batukaru Denpasar Barat yang dianggap keramat oleh sebagian umat Hindu dan Muslim ini selalu menjadi tempat ziarah dan ngalap berkah atau barokah bagi warga muslim dan non muslim. Namun, siapa sangka, di balik kepercayaan adanya karomah di makam keramat Agung Raden Ayu Siti Khotidjah bagi sebagian warga, ada kisah sangat tragis dan memilukan yang dialami putri raja itu. Dikisahkan dalam buku yang disusun Jro Mangku I Made Puger, Juru Kunci Makam Keramat Agung Raden Ayu Siti Khotijah. I Gusti Ngurah Gede Pemecutan, raja Pemecutan Denpasar kala itu memiliki seorang putri cantik yang sangat ia sayangi. Dia adalah Gusti Ayu Made Rai. Kecantikan putri mahkota itu bahkan disebutkan sangat tersohor di seantero Bali. Tak sedikit karena kecantikannya, banyak pangeran atau putra dari kerajaan l...

PERADABAN SUNDA DARI SM-5 MASEHI YANG TERCATAT

Gambar
  Sebelum Masehi 10000 SM – Kebudayaan Gunung Padang muncul di Cianjur. 9500 SM – Kebudayaan Goa Pawon muncul di Bandung. 7500 SM – Kebudayaan Pangguyangan muncul di Sukabumi. 4000 SM – Tahap kedua kebudayaan Gunung Padang. 3000 SM – Kebudayaan Cibedug muncul di Lebak. 2000 SM – Tahap ketiga kebudayaan Gunung Padang. 1000 SM – Kebudayaan Cipari muncul di Kuningan. 800 SM – Kebudayaan Pasir Angin muncul di Bogor. 500 SM – Cipari ditinggalkan. 400 SM – Gunung Padang ditinggalkan. Kebudayaan Buni muncul di Bekasi. Pasir Angin berkembang menjadi peradaban kuno Caringin Kurung. Abad 1-4 100 M – Buni berkembang menjadi peradaban Sagara Pasir. Peradaban kuno Teluk Lada muncul di Pandeglang. 130 M – Dewawarman, seorang perantau dari Pallawa mendirikan kerajaan Salakanagara di Teluk Lada. 132 M – Berita Cina menyebutkan tentang keberadaan Salakanagara. 150 M – Ptolemeus dari Yunani menyebutkan negeri Argyre dalam salah satu peta dunianya, yang kemungkinan merujuk pada Salaka...

KISAH KEMATIAN SUNAN GUNUNG JATI

Gambar
 KISAH KEMATIAN SUNAN GUNUNG JATI Wafatnya Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidyatullah dalam buku History Of Java disebutkan pada tahun 1428 Saka (1509 M) dalam usia sangat lanjut.  Kabar dan tahun wafatnya Sunan Gunung Jati yang dikisahkan dalam History Of Java jelas dibantah oleh para Sejarawan Cirebon, mengingat ketika peristiwa perang Galuh-Cirebon (1527-1530), Sunan Gunung Jati masih berperan dan lagipula kejadian perang Galuh-Cirebon tersebut terjadi setelah peristiwa yang diduga kematian Sunan Gunung Jati dalam buku History Of Java. Menurut catatan Kesultanan Cirebon, sebagaimana yang tertulis dalam Negarakertabumi dan Purwaka Carita Caruban Nagari, Sunan Gunung Jati Wafat pada Tanggal 11 Kresnapaksa Bulan Badramasa Tahun 1490 Saka (1568).  Adapun mengenai kisah kewafatan Syarif Hidayatullah sebenarnya diceritakan juga dalam Naskah Mertasinga Pada Pupuh LVI.13-LVIII.06, uraian mengenai kisah ringkasannya adalah sebagai berikut: Dimasa sepuhnya, Sunan Gung Jati mengha...

RAJANYA SUKU BADUY ‼️

Gambar
 RAJANYA SUKU BADUY ‼️ Riwayat Prabu Pucuk Umun, Rajanya Suku Baduy  Suku Baduy merupakan salah satu suku asli Sunda Banten yang masih konsisten menjaga tradisi anti modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya.  Suku Baduy-Rawayan tinggal di kawasan Cagar Budaya Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Adapun perkampungan masyarakat Baduy, umumnya terletak di daerah aliran Sungai Ciujung, di Pegunungan Kendeng Di Suku Baduy ini, ada seorang yang berpengaruh dan sangat dihormati posisinya, dikalangan Baduy disebut dengan Jaro.  Jaro merupakan seseorang yang memiliki kendali mengatur pemerintahan Suku Baduy. Selain Jaro ternyata ada posisi yang lebih tinggi dan startergis kedudukannya yaitu bernama Pu'un.  Puun merupakan pimpinan adat Suku Baduy, yang memiliki tingkatan paling tinggi dalam struktur masyarakat Suku Baduy.  Begitu tingginya gelar Puun, Suku Adat Baduy tentu akan mendeng...

CINTA YANG KEBABLASAN SERTA MELETUSNYA PERANG PAJANG VS MATARAM

Gambar
 CINTA YANG KEBABLASAN SERTA MELETUSNYA PERANG PAJANG VS MATARAM Dalam babad tanah jawi disebutkan bahwa, laki-laki yang nekad menyatroni Kaputren untuk menemui Sekar Kedaton itu adalah Raden Pabelan, anak dari Tumenggung Mayang seorang pejabat Kesultanan Pajang yang masih kerabat dengan Sutawijaya Adipati Mataram. Raden Pabelan sebenarnya merupakan kekasih dari Sekar Kedaton. Usaha nekad Raden Pabelan yang menemui Sekar Kedaton di lingkungan dalam Kaputren tempatnya para putri Raja ini rupanya membawa malapetaka baginya, ia ditangkap Prajurit Istana, kemudian diseret ke muka Raja. Jaka Tingkir begitu memuncak amarahnya selepas mendapatkan laporan mengenai kejadian itu, apalagi ketika ia mendengar bahwa lolosnya Raden Pabelan ke Kaputren untuk menemui Putrinya itu diduga karena bantuan Tumenggung Mayang. Entah karena terlalu emosi karena anak kesayanganya dinodai atau karena apa, yang jelas selepas peristiwa itu Raden Pabelan dijatuhi oleh Jaka Tingkir  dengan hukuman Mati. De...

PEMBERONTAKAN 7 DHARAMPUTRA DI MAJAPAHIT

Gambar
 PEMBERONTAKAN 7 DHARAMPUTRA DI MAJAPAHIT Pada masa Raden Wjaya memerintah, diangkat sebanyak tujuh orang pejabat yang disebut Dharmaputra, Jabatan ini adalah Jabatan khusus bagi putra-putra terbaik negara yang dianggap telah mendarmakan hidupnya untuk Raja. Ketujuh orang Dharmaputra ini adalah Ra Kuti, Ra Semi, Ra Pangsa, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak, dan Ra Tanca.  Dari ke tujuh Dharmaputra tersebut yang sangat terkenal adalah Rakuti dan Ra Tanca. Rakuti terkenal karena berhasil menduduki Istana Kerajan dan memproklamirkan diri secara sepihak menjadi Raja Majapahit, sementara Ra Tanca terkenal karena mampu membunuh Jaya Negara, Raja Majapahit kedua.  Baik Ra Kuti Maupun Ra Tanca keduanya mati megenaskan, sebabnya karena kalah duel dengan Gajah Mada, pada waktu itu Gajah Mada hanya seorang Prajurit kelas teri (Bekel Bhayangkara), yaitu Prajurit yang kerjaanya berdiri mematung di depan Istana dalam rangka menjaga keamanan Rajanya. Pada masa Raden Wijaya memerintah Majapa...

HISTORY OF TERASI

Gambar
 HISTORY OF TERASI According to Carita Purwaka Caruban Nagari, the people who first made shrimp paste (a cooking spice at that time) were Ki Danusela and his wife Nyi Arumsari. The shrimp paste is made from prawn rebon (small shrimp), crushed rice, salt and other undisclosed ingredients.  Apart from making shrimp paste, both of them also made petis, apart from that, Cirebon was also the leading salt producer in Sundaland at that time. The skills of making Trasi and Petis were then passed on to his son-in-law and son (Prince Walalusang & Kencana Larang).  Every year, Cirebon sent tribute in the form of shrimp paste, petis and salt to its superior kingdoms, including Rajagaluh, which at that time was the administrative center of the Pajajaran Kingdom in the Eastern North Coast region. It is said that Terasi comes from the word "Asih" which means liked by the King. In the past, the difference between the dishes of the Nobles/Kings and the common people lay in the presenc...

MATARAM MEMBRANGUS SURABAYA

Gambar
 MATARAM MEMBRANGUS SURABAYA Pada pertengahan kedua abad ke-16, Kesultanan Demak, kekuatan dominan di pulau Jawa, hancur menjadi beberapa negara merdeka. Pada pergantian abad ke-17, tiga dari negara-negara ini muncul sebagai kekuatan terkemuka salah satunya Surabaya di pesisir Jawa Timur. Kadipaten Surabaya berpusat kira-kira di kota Surabaya sekarang, di pantai utara Jawa Timur. Kadipaten ini kaya dan kuat, dan kota pelabuhannya adalah rute perdagangan penting antara Malaka dan Kepulauan penghasil rempah-rempah (Maluku).  Luas kota ini adalah sekitar 37 kilometer (23 mi) dalam diameter, dan diperkuat oleh kanal-kanal dan meriam-meriam. Bersekutu dengan negara terdekat, Pasuruan, Kadipaten ini memperluas pengaruhnya ke seluruh bagian timur pulau Jawa di awal abad ke-17. Pada tahun 1622, Kadipaten Surabaya mengontrol daerah Gresik dan Sedayu di Jawa Timur. Pada 1613, Hanyakrakusuma (memerintah tahun 1613 – 1645), yang bergelar Sultan Agung (sebagaimana disebutkan dalam literatu...

INVASI JAWA KE KHEMER (KAMBOJA)

Gambar
 INVASI JAWA KE KHEMER (KAMBOJA) Kronik Dinasti Song mencatat bahwa pada suatu masa, negeri Khmer sedang dilanda konflik. Negeri Chen La—cara orang Tionghoa melafalkan nama negeri Khmer—sedang terpecah menjadi dua faksi, Chen La Darat dan Chen La Laut. Konflik internal ini tentu saja turut melemahkan pertahanan kerajaan dan hal ini disadari oleh Dinasti Sailendra di Jawa. Armada-armada Jawa yang sangat aktif lalu-lalang di Laut Tiongkok Selatan hingga Negeri Tirai Bambu melihat potensi besar di tengah kesemrawutan Khmer itu. Sejak lama, kapal-kapal Jawa telah menjadikan pelabuhan Khmer sebagai tempat singgah. Karenanya, mereka punya cukup wawasan akan kondisi kerajaan itu. Dinasti Sailendra lantas memanfaatkan kesempatan itu dan melancarkan invasi ke negeri itu di pengujung abad ke-8 sampai dengan awal abad ke-9. Mereka dengan gemilang berhasil menghancurkan kota-kota pesisir Khmer. Begitulah kira-kira gambaran keganasan pasukan Jawa di daratan Khmer menurut studi Lawrence P. Brigg...

KI GEDENG KASMAYA (GIRI DEWATA)

Gambar
 KI GEDENG KASMAYA (GIRI DEWATA) Nama Ki Gedeng Kasamaya disebut-sebut dalam naskah asal Cirebon, tokoh ini dikisahkan sebagai Ratu Daerah (Raja Bawahan) Kerajaan Galuh yang memerintah di Cirebon Girang (Cirebon Selatan).  Menurut Naskah Carita Parahyangan, Nama Asli Ki Gedeng Kasamaya adalah Raden Giri Dewata, Putra dari Hyang Bunisora, Raja dari Kerajaan Galuh-Sunda bersatu yang bertahta pada 1357 hingga 1371. Ki Gedeng Kasmaya menjadi Raja Daerah di Cirebon Girang ditunjuk langsung oleh ayahnya, selain itu ia juga mempunyai adik yang bernama Ki Gedeng Surawijaya Sakti, adiknya pada masa itu juga didaulat menjadri Raja daerah di Singapura (Sekarang Desa Mertasinga, Gunung Jati Cirebon) Pada suatu hari, adik dari Ki Gedeng Kasmaya wafat tanpa meninggalkan keturunan, oleh karena itu, Ki Gedeng Kasmaya memerintahkan anaknya Ki Gedeng Tapa atau Ki Gedeng Jumajan Jati untuk menggantikan kedudukan pamannya di Singapura.  Nantinya Ki Gedeng Tapa ini melahirkan Subang Larang, w...

LIST OF KINGS WHO RULED MAJAPAHIT

Gambar
  LIST OF KINGS WHO RULED MAJAPAHIT The Majapahit Kingdom was the largest Hindu-Buddhist kingdom in the archipelago which existed from 1293-1527 AD. This kingdom was first founded by Raden Wijaya. Previously, he was the warlord of the Singasari Kingdom and the son-in-law of King Kertanegara. The Majapahit Kingdom developed into a large kingdom with a very wide territory and was able to survive for more than 2 centuries. This success certainly cannot be separated from the role of the kings who led the Majapahit Kingdom. According to history, there are 13 names of Majapahit kings who led the royal throne, namely: 1. Raden Wijaya or Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309) 2. Kalagemet or Sri Jayanagara (1309-1328) 3. Sri Gitarja or Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350) 4. Hayam Wuruk or Sri Rajasanagara (1350-1389) 5. Wikramawardhana (1389-1429) 6. Ratu Suhita or Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447) 7. Kertawijaya or Brawijaya (1447-1451) 8. Rajasawardhana or Brawijaya II (...

Prabu Siliwangi, Bapak Infrastuktur Kerajaan Sunda Pajajaran

Gambar
 Prabu Siliwangi, Bapak Infrastuktur Kerajaan Sunda (Pajajaran) Prabu Siliwangi, maksudnya Sri Baduga Maharaja yang sampai ke telinga kita, khususnya yang baru mempelajari legenda dan sejarah Sunda dikenal sebagai Raja Sakti, Pemiliki Harimau Putih, kemudian dikenal sebagai Raja yang berakhir dengan cara Moksa (Wafat diangkat ke langit secara mentah-mentah dan kemudian tidak terkena hukum Reingkarnasi karena mendapat anugrah tertinggi dari Dewa).  Karena Sakti dan Ajaib itulah kemudian dianggap sebagai Raja terbesar, padahal bukan begitu sejatinya Prabu Siliwangi itu.  Prabu Siliwangi dipuja dan dipuji oleh Raja setelahnya dan rakyat Sunda itu karena beliau berhasil membangun Pondasi Eknomi Rakyat dan Negara yang kokoh, yaitu terpenuhinya Infrastruktur dasar yang memadai di Kerajaan Sunda ketika beliau memerintah sehingga nantinya berdampak pada kemakmuran rakyat pada masa era pemerintahannya dan raja setelahnya.  Apa buktinya ?, buktinya adalah Pujian Surawisesa pad...

AKHIR PRANG CIREBON VS PAJAJARAN

Gambar
 AKHIR PRANG CIREBON VS PAJAJARAN Pada awal abad ke 16 kondisi politik di Pulau Jawa berubah drastis, Dominasi Majapahit di bagian timur Jawa anjlok karena tergusur oleh Kesultanan Demak yang sedang naik pamor, di sisi lain bangasa Portugis berhasil menaklukan Kesultanan Malaka, wilayah barat Nusantara yang cukup strategis. Pada masa ini, Kerajaan Pajajaran di rundung dilema politik, meski hingga tahun 1520 Pajajaran termasuk kerajaan yang tebilang kuat, kerajaan ini akhirnya memutuskan untuk bersekutu dengan Portugis ketimbang dengan Demak. Pilihan tersebut jatuh karena kegiatan ekonomi Pajajaran bertumpu pada ekspor impor bahan pertanian melalui wilayah barat Nusantara yang kala itu sudah dikuasai Portugis. Oleh karena itu Pajajaran akhirnya memutuskan mengikat perjanjian dengan Portugis dalam rangka mencari keuntungan. Persekutuan Pajajaran dan Portugis membuat gerah pihak Demak, mengingat selama bercokol di Nusantara Portugis dianggap merugikan kepentingan Demak dan dianggap ju...