AGAMA PRABU SILIWANGI
Agama Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja, Raja Pajajaran pertama sempat menjadi perbincangan yang hangat ketika salah satu pendakwah asal Banten menyebut jika Agama Prabu Siliwangi adalah Islam. Pemaparan semacam itu sebetulnya bukan perkara baru, karena memang cerita semacam itu sudah muncul lama dikalangan orang Sunda terutamanya dikalangan orang Cirebon dan Banten.
Menurut legendanya, bahwa Prabu Siliwangi memeluk agama Islam ketika beliau menikahi Subang Larang, Putri Ki Gedeng Tapa (Ki Jumajan Jati) penguasa dari Negeri Singapura (Sekarang Desa Mertasinga Cirebon). Hal tersebut dilakukan oleh Prabu Siliwangi guna memenuhi syarat untuk menikahi Subang Larang, karena memang pada waktu itu Subang Larang dan bapaknya merupakan seorang penganut agama Islam.
Legenda semacam itu, sebetulnya masuk akal juga, mengingat Subang Larang dan Bapaknya ini adalah seorang pemeluk agama Islam yang taat, selain itu Subang Larang juga merupakan seorang santriwati murid Syekh Qura, sehingga tidak Subang Larang tidak akan mau bila dinikahi oleh seorang non muslim, karena menikah beda agama dalam Islam hukumnya haram, dan jika dipaksakan maka anaknya dianggap anak hasil zina.
Jika disepakati pada awal pernikahannya dengan Subang Larang serta selepas kelahiran tiga putra dan putrinya (Walangsungsang, Rarasantang, Kian Santang) Prabu Siliwangi bergama Islam, maka selepas itu Prabu Siliwangi dipastikan kembali murtad ke agama masa lalunya.
Tidak ada kejelasan mengenai alasan murtadnya Prabu Siliwangi, hanya saja kabar mengenai tidak Islamnya Prabu Siliwangi dapat ditemui dalam Naskah Mertasinga. Dalam naskah ini dijelaskan bahwa, selepas melahirkan anak-ananya dan selepas tinggal di istana Pajajaran, Subang Larang tetap menjalankan ajaran Islam di dalam keraton, hal tersebut rupanya dilarang, sebab dalam hukum Keraton Pajajaran, tidak boleh mengamalkan ajaran Islam. Namun karena Subang Larang tetap mau melaksanakan ajaran Islam, seperti Shalat dan lain sebagainya, akhirnya Subang Larang diasingkan ke Banten.
Kisah mengenai diasingkannya Subang Larang hanya gara-gara tetap teguh menjankan ajaran Islam di istana Pajajaran mengindikasikan jika penguasa Pajajaran waktu itu, yaitu Prabu Siliwangi tidak lagi memeluk agama Islam, melainkan memeluk agama resmi Pajajaran (Hindu Budha). Oleh karena itu kisah ini dapat dijadikan sebagai indikasi jika Prabu Siliwang selepas memperoleh anak dari Subang Larang kembali murtad hingga kewafatannya.
Berdasarkan pandangan semacam itulah, kemudian disimpulkan jika Prabu Siliwangi beragama Islam, meskipun selepas menikahi Subang Larang ada kemungkinan besar Prabu Siliwangi murtad kembali dan kembali memeluk agama resmi Pajajaran (Hindu-Budha).
Komentar
Posting Komentar